Dinsos P3AKB Bondowoso siap kukuhkan Forum Anak
Bondowoso, KABARDAERAH.CO.ID – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Bondowoso menggelar acara Pra-Pengukuhan Forum Anak Bondowoso (FAB) VIII, sebanyak 37 anak sebagai calon pengurus dan 7 anak sebagai calon fasilitator, acara ini bertempat di Graha NU, Blindungan Bondowoso, Kamis (18/12/2025).
Kepala Dinsos P3AKB, Kabupaten Bondowoso, dr. Mohammad Imron dalam sambutannya memberikan wanti – wanti, dimana para peserta Forum Anak yang telah terpilih adalah “pucuk pimpinan” dari ribuan anak di Kabupaten Bondowoso.
Ia mengingatkan, menjadi pengurus Forum Anak bukanlah soal gaya-gayaan atau sekadar mencari sertifikat.
“Kalian adalah mitra pemerintah, kalian adalah penyambung lidah bagi teman sebaya kalian yang suaranya mungkin tidak terdengar,” ucapnya.
Dalam acara tersebut, Dinsos P3AKB juga sengaja menyisipkan materi Sosialisasi Pencegahan bullying.
Menurut dr. Imron, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi taman bermain dan belajar yang aman, kini seringkali menjadi tempat yang menakutkan karena praktik perundungan.
Mantan Kadinkes itu mengungkapkan, bullying bukan sekadar “bercandaan khas remaja”. Bullying adalah bentuk kekerasan yang bisa merusak mental, menurunkan prestasi, bahkan dalam tingkat ekstrem, mengancam nyawa.
“Saya ingin kalian, Pengurus FAB VIII, memahami peran 2P (Pelopor dan Pelapor) secara nyata,” tuturnya.
Sebagai Pelopor, kata dia, FAB harus menjadi teladan. Jika melihat pelajar lain diam sendirian di pojok kelas, maka harus dekati.
“Jika ada teman yang diejek karena fisiknya, belalah. Tunjukkan bahwa menjadi keren itu adalah dengan cara merangkul, bukan memukul” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Imron mengatakan, FAB harus sebagai pelapor dengan cara menjadi “mata dan telinga” Dinsos P3AKB di lapangan.
“Jika kalian mengetahui ada praktik kekerasan di sekolah yang ditutup-tutupi, jangan takut untuk melaporkan. Dinas Sosial P3AKB akan selalu berdiri di belakang kalian untuk melindungi hak-hak anak,” tegas dr.Imron.
Kemudian, dr. Imron memaparkan bentuk-bentuk bullying, pertama bullying fisik dengan cara memukul, menendang, atau merusak barang. Lalu bullying Verbal, mengejek, mengancam, atau memberikan julukan yang menghin. Adapun bullying sosial, yaitu mengucilkan, menyebarkan rumor, atau memfitnah agar seseorang dijauhi, dan terahirbCyber Bullying berupa menghujat atau menyebarkan rahasia orang lain di media sosial.
“Semua ini adalah pelanggaran hak anak,” ungkapnya.
Dia meminta kepada Forum Anak agar menjadi Pelopor dan Pelapor, yaitu orang yang berani mengambil tindakan. Minimal dengan melaporkan kepada guru atau menenangkan korban bully.
“Kebanyakan anak saat melihat bullying hanya diam saja. Ingat, diamnya saksi adalah “bahan bakar” bagi pelaku untuk terus merundung,” imbuhnya.
Kampanye “Zero Tolerance” di Sekolah
Imron mendorong FAB untuk mengajak sekolah masing-masing untuk memiliki kebijakan nol toleransi terhadap kekerasan. Terlebih jika melihat bibit-bibit bullying, agar segera dikomunikasikan dengan Guru BK atau melalui kanal pengaduan di Dinas P3AKB. Hal ini untuk memutus rantai bullying sebelum menjadi tradisi yang normal di kalangan pelajar.
“Adik-adik adalah agen anti kekerasan. Jadikan Forum Anak Bondowoso sebagai tempat berlindung yang paling nyaman bagi anak-anak yang merasa tersisihkan.” paparnya
Pihaknya berharap kedepan, melalui Forum Anak Periode 2026-2028 ini, angka kekerasan anak di Bondowoso dapat ditekan secara signifikan.
“Mari kita wujudkan sekolah yang ramah anak, di mana setiap anak bisa tersenyum tanpa rasa takut,” pungkasnya.


